KATA SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA
NAMA : LUTFI HAIDIR
KELAS : 01SMJMB
BAHASA INDONESIA ( RATNAWATI, S.Pd )
UNIVERSITAS PAMULANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Setiap
masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan
gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di
sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui
kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun
manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul
gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu.
Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan
itu--yang sering dianggap lebih mudah--adalah mengambil kata yang digunakan
oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Salah satu bentuk
perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Penyerapan
kata-kata asing ke dalam bahasa Indonesia ini melahirkan permasalahan-permasalahan
kebahasaan yang dapat disoroti dari perspektif analogi dan anomali bahasa
Perdebatan
mengenai analogi dan anomali bahasa telah berlangsung sejak zaman Yunani kuno,
dan sampai sekarang masih ada pendukung-pendukungnya. Pendapat masing-masing
pendukung didasarkan pada kenyataan realita bahasa yang sama-sama akuratnya dan
dengan argumen yang sama kuatnya. Perdebatan ini nampaknya seperti rel kereta
api yang tidak memiliki ujung temu, masing-masing berpijak pada kutub yang
berbeda.
Kalaupun
perdebatan analogi dan anomali ini sudah berkembang sejak sekian waktu yang
lama namun dalam kenyataan realita bahasa hal ini masih saja merupakan issu
yang relevan dan aktual dengan perkembangan zaman. Issu analogi dan anomali
memang merupakan issu yang menyangkut tentang perkembangan bahasa. Selagi
bahasa masih berkembang, maka issu analogi and anomali masih selalu
menyertainya.
B.
ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Sesuai dengan tema yang penulis dapat
yakni tentang kata serapan maka penulis memilih judul “KATA SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA” alasannya adalah
penulis ingin menjelaskan, memaparkan, dan mengetahui apa itu kata serapan, dan hal-hal yang
menyangkut tentang kata serapan, serta penulis ingin mengenalkan lebih dalam kepada para
pembaca tentang kata serapan dalam
bahasa indonesia.
C.
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Memahami arti kata serapan
2.
Memahami
sejarah perkembangan kata serapan di
Indonesia
3.
Mengetahui
perspektif analogi dan anomali
BAB II
PERMASALAHAN
A.
Apakah
yang dimaksud dengan kata serapan dalam
bahasa indonesia?,
B.
bagaimana cara kata serapan masuk ke dalam bahasa indonesia?,
C.
bagaimana sejarah perkembangan kata serapan di indonesia?, dan
D. apa
yang dimaksud dengan perspektif analogi dan anomali?.
BAB III
PEMBAHASAN
A. KATA SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu
berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
pemakai dan penuturnya. Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah
masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks
(imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang kemudian dikenal
dengan Unsur Serapan.
Asal Bahasa
|
Jumlah Kata
|
Arab
|
1.495 kata
|
Belanda
|
3.280 kata
|
Tionghoa
|
290 kata
|
Hindi
|
7 kata
|
Inggris
|
1.610 kata
|
Parsi
|
63 kata
|
Portugis
|
131 kata
|
Sanskerta-Jawa Kuna
|
677 kata
|
Tamil
|
83 kata
|
Dalam
perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain,
seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa
asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu
kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia,
baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah
yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan.
Bahasa
Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap
kata-kata dari bahasa lainnya.
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah
ini terpenuhi, yaitu :
1. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
2. Istilah yang dipilih lebih
singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
3. Istilah serapan yang dipilih dapat
mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak
sinonimya
B. Kata Serapan
Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Dengan 4 Cara Yaitu :
1.
Cara
Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu
secara keseluruhan.
Contoh
: Supermarket, Plaza, Mall.
2.
Cara
Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu,
sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh
: Pluralization → Pluralisasi, Acceptability →
akseptabilitas
3.
Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam
bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa
Indonesia
Contohnya
: Overlap → tumpang tindih, Try out → uji
coba
4.
Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam
bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki
perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti
penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata,
sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh
: Effective → berhasil guna, Spare parts → suku
cadang
Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa
afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan
itu antara lain :
1.
An -, a - [= tidak] ;
anarki, amoral, anorganik
2.
Ab
- [= dari] ; abrasi, abnormal
3.
Tele
- [= jauh] ;
televisi, telepon
4.
Mini
- [= kecil] ; miniatur,
mini bus
5.
Super
- [= di atas] ;
supersonik, super power, supervisi
6.
Uni
- [= satu] ;
unilateral, universitas
7.
Nomo
- [= satu] ; monoton,
monogami, ,monofobia
8.
Sub
- [= dibawah] :
subversi, subsidi, subordinasi
9.
Trans
- [= seberang, lewat] ;
transisi, tranfusi
10.
Semi
- [= setengah, sebagian] ;
semiautomatis, semiformal, semifinal.
C.
KATA SERAPAN SEBAGAI
BAGIAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
Soal kata serapan dalam
bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah.
Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap
menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan
terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh,
terbuka berarti mudah menerima pengaruh.
Bunyi bahasa dan kosa
kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka, dengan
sendirinya dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, saling meminjarn
atau menyerap unsur asing. Peminjaman ini dilatar belakangi oleh berbagai hal
antara lain kebutuhan, prestise kurang faham terhadap bahasa sendiri atau
berbagai latar belakang yang lain.
Tidak ada dua bahasa
yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan
dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi
perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses
penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalam
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dalam penyesuaian itu akan terjadi,
pergeseran baik dalam ucapan maupun ejaan antar bahasa pemberi dan penerima
pengaruh maupun pergeseran sistematis.
Bahasa Indonesia dari
awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing
terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata
dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa
Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga
sejalan dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa
pemberi pengaruh. Unsur-unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke
dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai
dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu muncullah
masalah-masalah kebahasaan. Ada kosa kata yang diserap secara utuh tanpa
mengalami perubahan dan penyesuaian. Dan ada kosa kata yang diserap dengan
mengalami penyesuaian-penyesuaian. Kata-kata serapan ini ternyata tidak lepas
dari permasalahan analogi dan anomali bahasa yang secara khusus akan diuraikan
dalam bab berikut.
D.
PERSPEKTIF
ANALOGI DAN ANOMALI
Analogi adalah keteraturan bahasa dan anomali adalah
penyimpangan atau ketidak teraturan bahasa.
1.
PERSPEKTIF ANALOGI
Analogi adalah keteraturan bahasa, suatu
satuan bahasa dapat dikatakan analogis apabila satuan tersebut sesuai atau
tidak menyimpang dengan konvensi-konvensi yang telah berlaku.
Pembicaraan mengenai kata serapan apabila
bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan atau penyesuaian-penyesuaian
yang terjadi tentu dilakukan dengan memperbandingkan antara bahasa pemberi
pengaruh dengan bahasa penerima pengaruh. Untuk membicarakan kata serapan ke
dalam bahasa Indonesia tentu dilakukan dengan memperbandingkan kata-kata
sebelum masuk ke dalam bahasa Indonesia dan setelah masuk ke dalam bahasa
Indonesia.
Akan tetapi dalam pembicaraan kata serapan
yang dikaitkan dengan analogi bahasa justru dilakukan dengan memperbandingkan
unsur-unsur intern bahasa penerima pengaruh itu sendiri. Artinya suatu kata
serapan perlu dilihat aslinya hanya sekedar untuk mengetahui bahwa kata
tersebut benar-benar kata serapan, tanpa harus mengetahui bagaimana proses
perubahan atau penyesuaian yang terjadi, yang lebih proporsional perlu dilihat
adalah bagaimana keadaan setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia, kemudian
diperbandingkan dengan konvensi-konvensi yang lazim yang berlaku sekarang ini.
Karena analogi berbicara mengenai keteraturan bahasa yang berkaitan dengan
konvensi bahasa, tentu saja disini lebih banyak berkaitan dengan kaidah-kaidah
bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa.
2.
PERSPEKTIF ANOMALI
Anomali adalah penyimpangan atau ketidak
teraturan bahasa. Suatu satuan dapat dikatakan anomalis apabila satuan tersebut
tidak sesuai atau menyimpang dengan konvensi-konvensi yang berlaku.
Metode yang digunakan untuk menentukan
anomali bahasa pada kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia disini adalah sama
dengan metode yang digunakan untuk menetapkan analogi bahasa yaitu dengan
memperbandingkan unsur intern dari bahasa penerima pengaruh, suatu kata yang
tampak sebagai kata serapan dibandingkan atau dilihat dengan kaidah yang
berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila kata tersebut ternyata tidak
menunjukkan kesesuaian dengan kaidah yang berlaku berarti kata tersebut masuk
kata yang anomalis. Sama seperti pada kata yang analogis, kata-kata yang
anomalis juga bisa dalam bentuk fonologi, ejaan maupun struktur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar